PERTEMUAN 4
1. ARTIFICIAL
INTELLIGENCE (AI)
A. AI
dan Sistem Pakar (ELIZA, Parry, dan Net Talk)
Kecerdasan buatan atau artificial intelligence
adalah salah satu bagian ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat
melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia. Kecerdasan
buatan juga merupakan suatu sistem informasi yang berhubungan dengan
penangkapan, pemodelan dan penyimpanan kecerdasan manusia dalam sebuah sistem
teknologi informasi sehingga sistem tersebut memiliki kecerdasan seperti yang
dimiliki manusia. Sistem ini dikembangkan untuk mengembangkan metode dan sistem
untuk menyelesaikan masalah, biasanya diselesaikan melalui aktifivitas
intelektual manusia, misal pengolahan citra, perencanaan, peramalan dan lain-lain,
meningkatkan kinerja sistem informasi yang berbasis komputer.
Sedangkan sistem pakar adalah program komputer yang
berusaha untuk mewakili pengetahuan keahlian manusia dalam bentuk heuristik.
Heuristik adalah aturan yang menjadi patokan atau aturan untuk menebak dengan
baik. Sistem pakar dirancang oleh spesialis informasi (yang seringkali) disebut
insinyur pengetahuan (Knowledge Engineer) yang memiliki keahlian khusus dalam
bidang kecerdasan buatan. Insinyur pengetahuan amat ahli dalam mendapatkan ilmu
dari seorang ahli. Sistem pakar juga berarti sebuah aplikasi komputer yang
menjalankan sebuah task yang awal mulanya dilakukan oleh seorang pakar.
Contohnya sistem pakar yang dapat mendiagnosa penyakit, membuat ramalan
finansial, menjadwal rute untuk kendaraan layanan antar, dan lain-lain.
Beberapa sistem pakar ada yang dirancang untk menggantikan manusia melaksanakan
tugasnya, sementara ada pula yang untuk membantu.
Eliza, Parry dan Nettalk adalah beberapa contoh dari
chatterbot. Chatterbot merupakan sebuah program komputer yang dirancang untuk
menstimulasi percakapan intelektual dengan satu atau lebih manusia secara audio
maupun teks. Chatterbot dikategorikan sebagai kecerdasan buatan atau artificial
intelligence, yang dimanfaatkan untuk tujuan praktis seperti bantuan online,
layanan personal, atau diskusi informasi, dalam hal ini dapat dilihat fungsi
program sebagai suatu jenis agen percakapan (conversational agent)
1) ELIZA
Program yang dipublikasikan oleh Joseph Weizenbaum
pada tahun 1966, yang dapat mengelabui pengguna hingga mempercayai bahwa mereka
sedang bercakap-cakap dengan manusia nyata. Tujuan dari pembuatan program ini
adalah untuk meniru pembicaraan antara seorang psikolog dan pasiennya, dalam
hal ini, ELIZA berperan sebagai psikoterapis dan memberikan saran dan nasihat
tentang masalah penggunanya. Kunci metode operasional ELIZA melibatkan
rekognisi dari isyarat kata-kata atau kalimat input, dan output berupa
tanggapan yang telah dipersiapkan atau diprogram, yang dapat meneruskan
percakapan dengan suatu cara sehingga tampak bermakna.
2) PARRY
Parry dibuat pada tahun 1972 oleh psikiatris Kenneth
Colby ketika di Universitas Stanford. Parry bertujuan untuk merefleksikan
pikiran pasien dengan mental paranoid yang serius. Program ini menjalankan
model mentahan dari prilaku schizophren paranoid berdasarkan konsep,
konseptualisasi dan kepercayaan (penilaian tentang konseptualisasi: penerimaan,
penolakan, dan netral). Ini juga menggunakan strategi percakapan, lebih serius
dan merupakan program lanjutan dari ELIZA.
3) NETTALK
Connectionism adalah gerakan dalam ilmu kognitif
yang berharap untuk menjelaskan kemampuan intelektual manusia menggunakan
jaringan syaraf tiruan (juga dikenal sebagai jaringan syaraf atau jaring
syaraf). Jaringan syaraf disederhanakan model otak terdiri dari sejumlah besar
unit (young analog neuron) bersama-sama dengan bobot yang mengukur kekuatan
hubungan antara unit. Model ini berat efek dari sinaps yang menghubungkan satu
neuron yang lain. Percobaan pada model semacam ini telah menunjukkan kemampuan
untuk mempelajari keterampilan seperti pengenalan wajah, membaca, dan deteksi
struktur gramatikal sederhana. Connectionists telah membuat kemajuan yang
signifikan dalam menunjukkan kekuatan jaringan saraf untuk menguasai
tugas-tugas kognitif. Berikut adalah tiga percobaan terkenal yang telah
mendorong connectionists untuk percaya bahwa JST model yang baik dari
kecerdasan manusia. Salah satu yang paling menarik dari upaya tersebut adalah
kerja 1987 Sejnowski dan Rosenberg di jaring yang dapat membaca teks bahasa
Inggris disebut NETtalk. Pelatihan ditetapkan untuk NETtalk adalah basis data
yang besar terdiri dari teks bahasa Inggris ditambah dengan output yang sesuai
fonetik-nya, yang ditulis dalam kode yang cocok untuk digunakan dengan
synthesizer pidato. Tape kinerja NETtalk di berbagai tahap pelatihan
mendengarkan sangat menarik. Pada awalnya output random noise. Kemudian, bersih
suara seperti itu mengoceh, dan kemudian masih seolah-olah itu adalah berbahasa
Inggris double-talk (pidato yang dibentuk dari suara yang menyerupai kata dalam
bahasa Inggris). Pada akhir pelatihan, NETtalk melakukan pekerjaan yang cukup
baik mengucapkan teks diberikan. Selain itu, kemampuan ini generalizes cukup
baik untuk teks yang tidak disajikan pada training set.
B. Penggunaan
AI sebagai expert system yang dapat digunakan untuk mendukung system pengambilan
keputusan (diagnosa)
Sistem pakar merupakan cabang dari kecerdasan
buatan, yaitu dengan menyimpan kepakaran dari pakar manusia ke dalam komputer
dan meyimpan pengetahuan di dalam komputer sehingga memungkinkan user dapat
berkonsultasi layaknya dengan pakar manusia. Program konsultasi tersebut
mencoba untuk menirukan proses penalaran seorang pakar dalam memecahkan masalah
yang rumit. Sistem pakar disebut juga sebagai aplikasi atau sistem kecerdasan
buatan yang banyak dikembangkan dan paling banyak digunakan. Di dalam kecerdasan
buatan terdapat dua bagian utama yang dibutuhkan yaitu Knowledge Base dan
Inference Engine. Lingkup utama dalam kecerdasan buatan salah satunya adalah
sistem pakar. Di dalam sistem pakar sendiri terdapat tiga bagian utama, yaitu
Knowledge Base dan Working Memory yang diolah dalam Inference Engine sehingga
menghasilkan suatu pemecahan atas suatu masalah.
2. SISTEM
INFORMASI PSIKOLOGI
A. Desain Sistem
Informasi Psikologi
Desain sistem informasi psikologi merupakan suatu
pola rancangan kreatif yang mempunyai sistem terintegrasi yang mampu
menyediakan informasi yang bermanfaat bagi penggunanya. Ada juga yang
menyebutkan sebuah sistem terintegrasi atau sistem manusia-mesin, untuk
menyediakan informasi untuk mendukung operasi, manajemen dalam suatu
organisasi. Secara umum, bisa disimpulkan bahwa sistem informasi psikologi
adalah sebuah sistem yang digunakan untuk mendapatkan informasi-informasi yang
berhubungan dengan psikologis. Contohnya adalah pengaplikasian SIP dalam
kehidupan yaitu penggunaan teknologi dalam pengambilan data tes psikologi,
dalam hal ini umumnya komputer (komputerisasi alat tes psikologi).
Dalam contoh kasus desain sistem informasi psikologi
ini, saya mengambil contoh pengaplikasian dalam tes Tip of the tongue dalam
psikologi kognitif yang menggunakan media komputer atau komputerisasi. Menurut
Carnegie Mellon Departemen Psikologi, studi psikologi kognitif meliputi
persepsi, belajar, bahasa, memori, pemecahan masalah dan penalaran. Kognitif
neuroscience adalah fokus pada hubungan antara fungsi psikologis dan mekanisme
saraf. Definisi Tip Of The Tongue dalam percobaan ini adalah Menurut Solso,
Maclin dan Maclin (2007), tip of the tongue phenomenon (fenomena diujung lidah)
adalah perasaan subjektif bahwa informasi sudah ada dalam ingatan, namun
diiringi ketidakmampuan mengingat informasi tersebut. Tujuan dibuatnya alat tes
Tip Of The Tongue ini untuk memperhatikan dan mengingat gambar serta informasi,
setelah itu mengisi jawaban yang telah diingat berupa menjawab nama gambar atau
mengisi informasi yang sudah tersedia pada media komputer. tes ini dilakukan
untuk mengetahui apakah subjek memiliki tip of the tongue atau tidak dalam
memahami penyebab terjadi fenomena tersebut. Para psikolog yang mempelajari
khusus ini mengandalkan komputer untuk menentukan dengan tepat mekanisme yang
mendasari proses kognitif pasien. Psikolog menguji sirkuit neural, modul otak
dan respon saraf melalui aplikasi imaging yang terlihat melalui komputer untuk
memahami kemampuan kognitif pasien berfungsi.
B. Menggunakan
komputer sebagai alat bantu pengolahan informasi
Dengan berkembangnya teknologi saat ini banyak alat
tes yang dirancang dengan menggunakan media komputer karena dengan adanya alat
tes yang digunakan melalui media komputer ini dapat memudahkan para pengguna
atau user dalam melakukan tes dan dapat memberikan efisiensi waktu karena hasil
tes dapat dilihat langsung. ilmu psikologi juga berkembang berkat adanya
perkembangan yang sangat pesat dari ilmu komputer itu sendiri. Contoh lainnya
yang termasuk kedalam aplikasi sistem informasi dalam bidang psikologi saya
mengambil contoh dalam tes psikologi kognitif melalui media komputerisasi dalam
melihat tip of the tongue seseorang. berikut ini tampilan dalam tes tip of the
tongue :
1) Pertama
penguji memasukan npm, kelas, nama agar data penguji dapat tersimpan datanya,
setelah masuk kedalam pengaplikasian yang telah ada, di mana muncul berupa
gambar-gambar dan informasi berupa gambar tersebut. kita sebagai subjek diminta
untuk mengingat dan memperhatikan berupa gambar dan informasi tersebut. Pada
tampilan tes ini ada 10 gambar yang akan ditampilkan berikut dengan informasi
dari gambar tersebut pada halaman pengujian. setelah itu pada halaman
berikutnya anda diharuskan untuk memilih nama yang tepat untuk setiap gambar
yang muncul sesuai dengan ingatan anda, terdapat 20 pertanyaan yang harus
dijawab oleh subjek.
2) Pada
halaman pengujian selanjutnya subjek diharuskan memilih nama yang tepat dari 4
pilihan jawaban yang ada.setelah semua pengujian dilakukan maka hasil dari tes
tersebut muncul output nya berupa score yang dapat mengetahui apakah seseorang
memiliki tip of the tongue atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA
Mc.Leod., R. &
Schell. G., P. (2008). Sistem informasi manajemen (ed 10). Jakarta:
Salemba Empat
Kusrini. (2006). Sistem
pakar, teori dan aplikasi. Yogyakarta: Andi
Putu, A., E., P.
(2014). Sistem informasi dan implementasinya. Bandung: Informatika
Gaol, C., J., L.
(2008). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Grasindo
Komentar
Posting Komentar